Home » Blog » Amr ibn al-Jamuh – Si Pincang Ahli Surga  

Amr ibn al-Jamuh – Si Pincang Ahli Surga  

Amr ibn al-Jamuh - Si Pincang Ahli Surga  

Amr ibn al-Jamuh adalah seorang sahabat Nabi yang berasal  dari kalangan Anshar keturunan Bani Salimi. Ayahnya bernama  al-Jamuh ibn Haram ibn Ka‘b ibn Sulamah dari Bani Jusyum  ibn al-Khazraj. Amr menikahi Hindun bint Amr ibn Haram yang tak lain adalah saudari Jabir ibn Abdullah ibn Amr ibn Haram. Dari pernikanannya ia dikaruniai tiga orang anak: Muaz, Mu‘awwidz, dan Khalad.

Yunus ibn Bukair menuturkan riwayat dari Ishaq bahwa Amr ibn al-Jamuh merupakan salah seorang pemuka Bani Salimah. Di rumahnya ia memiliki berhala terbuat dari kayu. Berhala itu dinamainya “Manaf”. Amr adalah pemuja berhala sejati. Ia rajin merawat dan membersihkan sesembahannya itu serta memberinya wewangian.

Ketika dua pemuda Bani Salimah, yaitu anaknya sendiri Muaz ibn Amr dan Muaz ibn Jabal memeluk Islam, keduanya bersama beberapa pemuda lain memasuki rumah Amr di malam hari. Mereka mencuri berhala milik Amr kemudian melemparkannya ke sebuah lubang kotoran dengan posisi kepala di bawah. Keesokan paginya, Amr panik karena kehilangan berhala pujaannya. Dengan kesal ia berkata, “Celakalah kalian! Siapa yang berani berbuat kurang ajar pada tuhan-tuhanku?” la terus mencarinya dan menemukan berhala pujaannya di tempat kotoran. Berhala itu ia bawa kembali ke rumahnya lain dibersihkan dan diperciki wewangian. Ia berkata, “Aku berjanji, jika aku mengetahui siapa yang berani kurang ajar kepadamu, pasti aku akan menyiksanya!”

Malam berikutnya para pemuda itu kembali melakukan aksi mereka dan tanpa kesulitan sedikit pun mereka berhasil  mencemplungkan berhala itu ke dalam lubang kotoran. Lagi-lagi, seperti pagi hari sebelumnya, pagi itu Amr kembali mencari-cari berhalanya dan menemukannya di tempat yang sama. la kembali membersihkan berhalanya, lalu memercikinya dengan  wewangian. Kemudian ia bersimpuh di hadapannya sambil meletakkan sebilah pedang, dan berkata, “Sungguh, aku tak tahu  siapa yang berani berbuat kurang ajar kepadamu. Jika engkau  memiliki kebaikan, pertahankan dirimu! Dan pedang ini ku sediakan agar kau bisa membela diri.”

Malam harinya para pemuda itu kembali melakukan aksi mereka. Berhala berikut pedangnya mereka curi. Kali ini mereka  melakukannya secara lebih ekstrem. Mereka mengikatkan berhala itu pada bangkai anjing, kemudian melemparkannya ke  dalam lubang kotoran. Keesokan harinya Amr kembali ke hilangan berhala tersebut dan ia segera mencarinya. Berhala itu  ia temukan dalam keadaan terikar pada bangkai anjing di  sebuah lubang kotoran. Ketika menyaksikan pemandangan itu,  kesadarannya mulai muncul. Terlebih lagi, seseorang dari  kaumnya telah menasihatinya dan mengajaknya masuk Islam.  Akhirnya, Amr memeluk Islam dan menjadi muslim yang saleh.

Al-Sya‘bi meriwayatkan bahwa sekelompok orang Anshar dari Bani Salimah datang menghadap Rasuiullah saw., kemudian beliau bertanya, “Siapa pemimpin kalian, wahai Bani Salimah?”

Mereka menjawab, “Al-Ja‘d ibn Qais yang kaini anggap bakhil.

Beliau bersabda, “Penyakit apa yang lebih parah dari bakhil? Pemimpin kalian adalah al-Ja‘d al-Abyadh Amr ibn alJamuh.”

Seorang penyair Anshar menuturkan, “Rasulullah saw. bersabda dan ucapannya adalah kebenaran. Ketika Rasul bertanya,  ‘Siapakah pemimpin kalian?’ Kalian menjawab, ‘Al-Ja‘d ibn Qais yang kami anggap bakhil dan berkulit hitam. Laki-laki yang berjalan lambat dan tak pernah mengulurkan tangan untuk melakukan keburukan.’ Amr ibn al-Jamuh seorang dermawan, meski ia berkulit hitam. Jika diminta, ia keluarkan hartanya dan berkata, ‘Ambillah! Besok pasti kudapatkan lagi.’”

Amr memiliki cacat bawaan pada betisnya sehingga ia tak dapat berjalan dengan cepat. Seruan untuk berjihad menuju medan Badar, ia sangat ingin ikut serta, tetapi kaumnya melarangnya atas perintah Rasulullah saw. karena cacat di beti yang membuatnya pincang. Ketika datang seruan untuk berjihad di medan Uhud, ia berkata kepada kaumnya, “Kalian telah melarangku ikut berperang di Badar. Kali ini tidak ada seorang pun yang bisa menahanku ikut berperang di medan Uhud!”

Mereka berkata, “Sesungguhnya Allah memberimu izin untuk tidak ikut berperang.”

Ketika Rasulullah saw. datang, Amr berkata kepada beliau,  “Wahai Rasulullah, kaumku berusaha menahanku untuk ikut   berjihad bersamamu. Demi Allah, aku sangat berharap dapat  menjejakkan kaki pincangku ini di surga.”

Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memaklumimu dan kau tidak wajib berjihad.”

Kemudian beliau berpaling kepada kaumnya dan bersabda,  “Kalian tidak berdosa jika tidak dapat mencegahnya, semoga  Allah menganugerahinya kesyahidan.”

Amr senang bukan kepalang mendengar jawaban Rasulullah saw. itu. Meskipun beliau memberinya izin untuk absen dari peperangan, beliau tidak melarangnya ikut berperang. Bahkan, beliau mendoakan kesyahidan untuknya. la langsung mempersiapkan diri dengan persenjataannya, lain berdoa, “Ya Allah, karuniakanlah kesyahidan kepadaku, jangan  Engkau kembalikan aku kepada keluargaku dalam keadaan sia-sia.”

Dalam perang itu Amr ibn al-Jamuh gugur sebagai syahid  seperti yang dicita-citakan. Istrinya, Hindun bint Amr (bibi  Jabir ibn Abdullah) datang untuk mengambil jenazah suaminya  dan jenazah saudaranya, Abdullah ibn Amr ibn Haram. Atas  perintah Rasulullah saw. jenazah Amr ibn al-Jamuh dan jenazah  Abdullah ibn Amr dimakamkan dalam satu liang lahat. Beliau  bersabda, “Kuburlah mereka berdua dalam satu kuburan!  Sungguh keduanya saling mencintai dan bersahabat di dunia.”

Beliau bersabda lagi, “Demi Zat yang menguasai jiwaku,  sungguh aku telah melihatnya menjejakkan kaki pincangnya di surga.” Semoga Allah merahmatinya.

You also like

Ka‘b ibn Zuhair ibn Abu Sulma Penyair Agung   

Ka‘b ibn Zuhair ibn Abu Sulma Penyair Agung   

Ka‘b ibn Zuhair ibn Abu Sulma adalah seorang sahabat Nabi keturunan Bani Zainah. la dikenal sebagai penyair ulung.…
Al-Hasan dan al-Husain Pemimpin Pemuda Surga   

Al-Hasan dan al-Husain Pemimpin Pemuda Surga   

Al-Hasan dan al-Husain adalah sahabat sekaligus cucu Rasulullah  saw. Keduanya adalah belahan hati Rasulullah saw. dan pemimpin para…
Abu Ayyub al-Anshari

Abu Ayyub al-Anshari – Tempat Persinggahan Nabi

Abu Ayyub al-Anshari adalah seorang sahabat Nabi dari kalangan Anshar, yang berasal dari suku Khazraj. Nama aslinya adalah…
Fairuz al-Dailami- Pembunuh al-Aswad al-Unsa al-Kazzab  

Fairuz al-Dailami- Pembunuh al-Aswad al-Unsa al-Kazzab  

Abu Umar ibn Abdul Bar menuturkan dalam kitab al-lsti'ab bahwa Fairuz al-Dailami adalah seorang sahabat Nabi yang  berasal dari…
Ashim ibn Tsabit  Jasadnya Dilindungi Lebah  

Ashim ibn Tsabit – Jasadnya Dilindungi Lebah  

Ashim ibn Tsabit sahabat Nabi dari kalangan Anshar yang berasal dari suku Aus keturunan Bani Dhubay. la mendapat…
Dihyah al-Kalabi; Jibril Turun  dalam Rupa Dirinya  

Dihyah al-Kalabi; Jibril Turun  dalam Rupa Dirinya  

Dihyah al-Kalabi adalah sahabat Nabi yang berasal dari suku al-Kalabi. Ayahnya bernama Khulaifah ibn Farwah ibn Fadhalah. la…

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Shopping Cart

No products in the cart.

Return to shop

Nama Toko

Selamat datang di Toko Kami. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang, ada yang bisa Saya bantu